Sepuluh film, 22 tahun, dan gue makin nggak peduli lagi dengan ceritanya. Gue udah lupa banget sih sama 9 film sebelumnya. Tapi yang jelas gue ingat beberapa ciri khas franchise Fast & Furious ini. Yang pertama adalah penjahat bisa jadi ada di sisi protagonis di film selanjutnya, dan yang mati bisa dihidupkan kembali. Fast X jelas nggak lepas dari dua ciri khas itu. Tapi yang menarik adalah Fast X hadir di tengah film-film superhero blockbuster dan mampu menyatukan fans MCU dan DCU. Deretan cast di film-filmnya Fast & Furious itu selalu bikin franchise The Expendables - yang idenya menyatukan semua bintang film aksi - malah jadi cupu. Apalagi cast di Fast X ini yang bisa bikin fans MCU dan DCU kelojotan bareng. Gila sih nggak ada duanya emang, dan ini memang salah satu jualannya. Jualan yang lain jelas adegan-adegan aksi stunt CGI yang nggak pakai otak alias absurd. Tapi ya nggak apa-apa juga karena toh penonton suka juga. Harus gue akui, di segi cerita Fast X tergolong sudah
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
The Last of Us - Series Review
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
-
Dua bulan sudah kita mengikuti 9 episode dari serial yang diadaptasi dari game terkenal ini. Setiap hari Senin seolah-olah dunia bersatu buat nonton, kemudian menumpahkan emosi ke media sosial. HBO Max / Go berhasil mengingatkan kita semua serunya mengikuti tontonan seminggu sekali, nonton bareng banyak orang satu episode setiap seminggu sekali. Ini jelas tamparan besar buat platform lainnya yang hobi menaruh semua episode sekaligus dalam satu hari, di mana kecepatan menonton setiap orang pasti berbeda antara satu dengan yang lain.
Gue bisa bilang bahwa The Last of Us adalah salah satu serial terbaik tahun ini. Alasannya sederhana saja, karena setiap 9 episode sama rata bagus dan matangnya. Nggak ada yang menonjol, nggak ada juga yang minus dari yang lainnya. Beberapa orang mungkin menilai ada satu-dua episode yang nggak penting dan berasa sebagai filler episode aja. Tapi menurut gue, episode 3 tentang Frank dan Bill dan episode 7 tentang masa lalu Ellie itu sangat penting untuk memahami jalan cerita dan sebagai penjelasan latar belakang yang sangat komprehensif.
Dari serial The Last of Us kita belajar tentang bagaimana menjalani dan memaknai hidup (walau di tengah dunia yang kiamat). Kita belajar nggak cuma dari Joel dan Ellie, tapi juga dari Frank dan Bill, dari Henry dan Sam, dan juga dari deretan karakter antagonis yang ditemui selama serial ini. Pilihan hidup apa yang mau mereka jalani di (sisa) hidup mereka? Pegangan moral mana yang mereka pilih?
Episode 9 sebagai penutup sukses mengeskalasi dan mengkerucutkan dilema moral yang ada di situasi kiamat; menyelamatkan satu orang atau menyelamatkan banyak orang? Akhir dari episode 9 mungkin akan memecah penonton menjadi dua kelompok besar, tapi jelas ini jadi bahan perenungan moral yang keras.
review film the last of us review the last of us the last of us movie review the last of us film review resensi film the last of us resensi the last of us ulasan the last of us ulasan film the last of us sinopsis film the last of us sinopsis the last of us cerita the last of us jalan cerita the last of us
Pertama-tama gue harus ngaku bahwa gue memang fans Billie Eilish sejak pertama kali dia rilis lagu Ocean Eyes tahun 2019. Ya bukan fans garis keras gimana banget, cuma suka sama lagu-lagunya yang melodinya beda dari arus utama. Gue juga nggak tahu secara detil kehidupan pribadinya dia gimana, bahkan gue baru tahu Finneas itu kakaknya sekaligus produser musik dia pas rilis di album pertama. Setelah nonton dokumenter ini, gue jadi makin respek sama artis yang menurut gue sangat beruntung dan terberkati ini. Kita semua tahu lah ya betapa kerasnya dunia hiburan apalagi dengan kasus sebelah mbak Britney Spears yang masih aja dikendalikan sama bapaknya di segala aspek hidupnya. Nah dedek Billie ini luar biasa banget punya keluarga yang beneran 100% suportif di segala sisi. Abangnya Finneas yang jenius di musik tapi juga kagak sirikan sama adeknya yang jauh lebih tenar dari dia. Bapak ibunya yang ternyata memang dari latar belakang musik dan udah grooming Billie dari kecil juga super-bijak d
Dalam setahun kita dikasih 2 film Guy Ritchie? Setelah Operation Fortune: Ruse de Guerre yang rilis di awal tahun, sekarang ada The Covenant . Menariknya The Covenant punya tema yang cenderung segar dan terlalu serius di antara semua film yang pernah disutradarai dan ditulis naskahnya oleh Guy Ritchie. Film ini juga punya premis anti-perang dengan tema yang rasanya belum pernah diangkat. Persahabatan antara seorang serdadu AS dengan penerjemah lokal di Afghanistan. Harus gue akui, rasanya The Covenant layak jadi salah satu film terbaik di tahun ini. Selain punya tema anti-war yang sangat penting, film ini punya penampilan akting yang luar biasa sampai menyerap emosi penonton. Selain itu deretan adegan aksinya juga sangat intens! Beberapa kali gue dibuat tahan nafas dengan ketegangan yang ditampilkan di layar. Seperti film-filmnya Guy Ritchie sebelumnya, The Covenant juga terlihat jelas dibagi menjadi tiga babak. Meski secara durasi tidak terbagi rata, rasanya pilihan yang tepat untu
Wah kayaknya Cha Cha Real Smooth akan jadi salah satu film romansa - dan coming of age - favorit gue di tahun ini. Manis banget sampe gejala diabetes. Satu lagi tipikal film romansa dengan hubungan yang nggak jelas bahkan cenderung platonic. Meski jelas Andrew mungkin punya sindrom Elektra yang condong lebih suka sama wanita yang lebih tua. Tapi gue rasa film ini nggak cuma ngomongin soal cinta. Melainkan tentang hidup! Hidup di masa transisi menuju dewasa lebih tepatnya. Adulting is no joke as we know, dan pasti banyak dari kita yang baru lulus kuliah bingung mau ngapain. Masa transisi dari hidup yang penuh keteraturan dan otoritas dari institusi pendidikan ke hidup yang lebih bebas terhadap arah, visi, dan misi masing-masing. Mulai dari ganti-ganti pekerjaan, gimana cara menghadapi pelanggan dengan sopan, sampai bertanggung jawab dengan komitmen dan waktu. Nah romansa dapat porsi yang jauh lebih banyak ketimbang pekerjaan, karena gue rasa memang sisi ini yang jauh lebih relate denga
Komentar
Posting Komentar