Fast X - Review

Gambar
Sepuluh film, 22 tahun, dan gue makin nggak peduli lagi dengan ceritanya. Gue udah lupa banget sih sama 9 film sebelumnya. Tapi yang jelas gue ingat beberapa ciri khas franchise Fast & Furious ini. Yang pertama adalah penjahat bisa jadi ada di sisi protagonis di film selanjutnya, dan yang mati bisa dihidupkan kembali. Fast X jelas nggak lepas dari dua ciri khas itu. Tapi yang menarik adalah Fast X hadir di tengah film-film superhero blockbuster dan mampu menyatukan fans MCU dan DCU. Deretan cast di film-filmnya Fast & Furious itu selalu bikin franchise The Expendables - yang idenya menyatukan semua bintang film aksi - malah jadi cupu. Apalagi cast di Fast X ini yang bisa bikin fans MCU dan DCU kelojotan bareng. Gila sih nggak ada duanya emang, dan ini memang salah satu jualannya. Jualan yang lain jelas adegan-adegan aksi stunt CGI yang nggak pakai otak alias absurd. Tapi ya nggak apa-apa juga karena toh penonton suka juga. Harus gue akui, di segi cerita Fast X tergolong sudah

Avatar: The Way of Water - Review




Setelah 13 tahun, akhirnya James Cameron kembali ngajak kita semua buat balik ke Pandora. Seperti Frozen 2 (2019) yang sekuelnya memperluas semestanya dengan ngajak ke ke tempat baru, Avatar: The Way of Water juga ngajak kita ke desa pinggir laut. Jadi achievement unlock untuk Jack Sully yang nggak cuma memperlajari cara hidup dan budaya suku Na'vi dan juga dari reef people di desa Metkayina.

Seperti biasa, siaplah terkagum-kagum oleh visualnya. Merinding banget! Gue nonton di IMAX 3D dan sangat worth it! Kayaknya wajib nonton 3D deh kalau nggak ya bakal jadi biasa aja. Ceritanya juga oke banget kok meski formula sekuel yang mirip sama film pertamanya, tapi banyak hal baru dengan kisah yang lebih luas. Tiga setengah jam alias 192 menit sama sekali nggak berasa, karena kaya lagi open trip aja ke desa Metkayina yang lautnya lebih bagus dari Raja Ampat.


Sebagai pecinta laut dan segala isinya, gue suka banget sih sama cerita dan pesan makna yang dibawa. Ada plot pemburu makhlut laut besar demi secuil minyak, ini jelas mengkritik manusia yang sempat memburu paus demi minyaknya di tahun 1800-an. Ya sampai sekarang juga masih sih tapi untuk konsumsi daging, apalagi ada budaya di China yang makan sirip hiu demi kesehatan. 

Ditonton untuk anak-anak dan keluarga, jelas film ini bisa jadi pendidikan yang sangat bagus untuk menjaga kelestarian alam dan laut. Masih konsisten dari film pertamanya, memang franchise Avatar ini rasanya akan dirayakan oleh para penggiat konservasi ya. Kalau film pertama fokus ke (pembalakan hutan), maka film kedua ini fokus ke eksploitasi laut. Ya bisa jadi film pendamping dokumenter Seaspiracy (2021). Sebagai warning untuk anak-anak, ada satu adegan lengan terpotong di akhir film.








----------------------------------------------------------

review film avatar 2 the way of water
review avatar 2 the way of water
avatar 2 the way of water movie review
avatar 2 the way of water film review
resensi film avatar 2 the way of water
resensi avatar 2 the way of water
ulasan avatar 2 the way of water
ulasan film avatar 2 the way of water
sinopsis film avatar 2 the way of water
sinopsis avatar 2 the way of water
cerita avatar 2 the way of water
jalan cerita avatar 2 the way of water


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Billie Eilish The World's A Little Blurry - Review

Guy Ritchie's The Covenant - Review

Cha Cha Real Smooth - Review