Fast X - Review

Gambar
Sepuluh film, 22 tahun, dan gue makin nggak peduli lagi dengan ceritanya. Gue udah lupa banget sih sama 9 film sebelumnya. Tapi yang jelas gue ingat beberapa ciri khas franchise Fast & Furious ini. Yang pertama adalah penjahat bisa jadi ada di sisi protagonis di film selanjutnya, dan yang mati bisa dihidupkan kembali. Fast X jelas nggak lepas dari dua ciri khas itu. Tapi yang menarik adalah Fast X hadir di tengah film-film superhero blockbuster dan mampu menyatukan fans MCU dan DCU. Deretan cast di film-filmnya Fast & Furious itu selalu bikin franchise The Expendables - yang idenya menyatukan semua bintang film aksi - malah jadi cupu. Apalagi cast di Fast X ini yang bisa bikin fans MCU dan DCU kelojotan bareng. Gila sih nggak ada duanya emang, dan ini memang salah satu jualannya. Jualan yang lain jelas adegan-adegan aksi stunt CGI yang nggak pakai otak alias absurd. Tapi ya nggak apa-apa juga karena toh penonton suka juga. Harus gue akui, di segi cerita Fast X tergolong sudah

The Woman King - Review


The Woman King adalah salah satu film yang gue tunggu-tunggu. Bukan cuma Viola Davis yang jadi pemeran utamanya, tapi premis filmnya sangat sangat menarik! Tentang suku Dahomey di Afrika Barat di tahun 1823 yang punya pasukan elit yang semuanya perempuan. Gokil gak tuh! Selama ini kan kita sering denger mitos tentang perempuan Amazon, nah ini ternyata ada dan tercatat dalam buku sejarah - bukan hanya pasukan perempuan tapi pasukan perempuan berkulit hitam!

Filmnya sendiri seru banget dan penuh daging! Dalam artian banyak pesan dan makna yang terkandung beberapa lapis, tentunya disamping visual yang ciamik, adegan aksi yang seru banget, cerita yang matang, dan akting yang sekelas Oscar. Gila sih Viola Davis, nggak ada obat aktingnya. Jadi jenderal pasukan elite tapi juga sebagai wanita yang punya hati dan perasaan. Range emosinya luar biasa lebar dan semuanya diekspresikan dengan sangat meyakinkan.


Gue suka banget sih sama pesan dan makna berlapis yang ada di The Woman King. Pesan utama film ini jelas adalah siapapun orang tua, suku, ras, jenis kelamin, agama dan lain sebagainya, yang paling penting adalah pilihan sikap dan perbuatan! Yang paling gampang jelas kaum minoritas seperti perempuan dan/atau kulit hitam nggak bisa semena-mena ditindas dan dimanfaatkan. Sampai ke skala mikro seperti punya darah dari penjahat juga nggak bisa semudah itu mendefinisikan identitas seseorang.

Film ini memang berdasarkan kejadian nyata, meski kisahnya sangat didramatisasi. Di tahun 1823 memang benar ada suku Dahomey di daerah yang sekarang jadi kota Benin di Nigeria, di mana suku Dahomey punya pasukan elit perempuan. Pasukan yang paling kuat dibandingkan pasukan laki-laki di antara semua suku di Afrika. Ngebayangin ini aja udah keren, dan jadi pengingat bahwa di jaman dulu aja bisa loh perempuan dan/atau kulit hitam bisa setara dengan laki-laki dan/atau kulit putih. 

















----------------------------------------------------------

review film the woman king viola davis
review the woman king viola davis
the woman king viola davis movie review
the woman king viola davis film review
resensi film the woman king viola davis
resensi the woman king viola davis
ulasan the woman king viola davis
ulasan film the woman king viola davis
sinopsis film the woman king viola davis
sinopsis the woman king viola davis
cerita the woman king viola davis
jalan cerita the woman king viola davis


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Billie Eilish The World's A Little Blurry - Review

Guy Ritchie's The Covenant - Review

Cha Cha Real Smooth - Review