Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2022

Fast X - Review

Gambar
Sepuluh film, 22 tahun, dan gue makin nggak peduli lagi dengan ceritanya. Gue udah lupa banget sih sama 9 film sebelumnya. Tapi yang jelas gue ingat beberapa ciri khas franchise Fast & Furious ini. Yang pertama adalah penjahat bisa jadi ada di sisi protagonis di film selanjutnya, dan yang mati bisa dihidupkan kembali. Fast X jelas nggak lepas dari dua ciri khas itu. Tapi yang menarik adalah Fast X hadir di tengah film-film superhero blockbuster dan mampu menyatukan fans MCU dan DCU. Deretan cast di film-filmnya Fast & Furious itu selalu bikin franchise The Expendables - yang idenya menyatukan semua bintang film aksi - malah jadi cupu. Apalagi cast di Fast X ini yang bisa bikin fans MCU dan DCU kelojotan bareng. Gila sih nggak ada duanya emang, dan ini memang salah satu jualannya. Jualan yang lain jelas adegan-adegan aksi stunt CGI yang nggak pakai otak alias absurd. Tapi ya nggak apa-apa juga karena toh penonton suka juga. Harus gue akui, di segi cerita Fast X tergolong sudah

Ticket to Paradise - Review

Gambar
Banyak alasan buat nonton Ticket to Paradise . Yang paling utama mungkin adalah ngeliat reunian dari George Clooney dan Julia Roberts yang sebelumnya udah pernah main bareng di Ocean's Eleven (2001), Ocean's Twelve (2004), Money Monster (2016). Alasan kedua adalah aktor Indonesia yang ambil bagian di film ini; Maxime Bouttier yang emang beneran berdarah Bali. Alasan ketiga adalah 95% film ini berlatar di Bali meski aslinya syuting di Queensland Australia karena pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia pada saat proses syuting. Oya alasan tambahan, ini film pertama George Clooney main di film romcom setelah One Fine Day (1996). Jadi ya kapan lagi ngeliat George Clooney main film receh dan kocak macam begini. Ditambah lagi emang chemistry-nya dengan Julia Roberts yang luar biasa natural dan enak banget ditonton. Maxime Bouttier juga ternyata dapet porsi yang banyak banget, bukan sekedar tempelan. Beneran dari awal sampai akhir, dengan penampilan akting yang ciamik dan bisa men

Athena - Netflix Review

Gambar
Wah Athena jelas jadi salah satu film terbaik di tahun 2022 sih. Nyaris sempurna di semua segi, mulai dari visual sampai cerita. Sutradara Romain Gavras memilih konsep visual one take shot ala 1917 (2019) meski nggak full tapi dibagi dalam beberapa segmen. Setiap segmen fokus pada 1 karakter penting yang ngebawa jalan cerita.  Gue sih ngefans banget sama konsep one take long shot kaya gini karena nggak kebayang kompleks teknisnya! Mulai dari penempatan kameranya yang kayaknya dioper-oper dari dolly ke motor atau mobil ke crane. Belum lagi blocking pemain dan ratusan figuran yang ada. Gokil! Ceritanya juga simpel dan fiktif, tapi kita paham jelas bahwa kisah seseorang meninggal karena penanganan brutal dari pihak otoritas bukan berita baru dan sering terjadi di negara manapun. Athena jelas jadi pengingat yang getir dan keras, bukan hanya soal otoritas tapi juga kelas sosial dan betapa sensitifnya kita semua terhadap berita penganiayaan.  Begitu tahu ending yang lumayan twist, ngeri bang

Lara Ati - Review

Gambar
Gue nonton Yowis Ben (2018) dan nggak ngerasa cocok, mungkin karena filmnya cuma bisa diakses sama remaja-remaja SMA. Sebenernya nggak apa-apa juga bikin film tentang SMA, permasalahannya kan tinggal apakah bisa diakses oleh penonton di kategori umur di luar itu. Tapi sayangnya trilogi Yowis Ben nggak.  Setelah kontrak tiga film dengan rumah produksi Starvision habis, sekarang giliran BASE Entertainment yang menampung Bayu Skak yang memang berbakat di segmen konten berbahasa Jawa. Kali ini Bayu Skak fokus saja di sutradara dan pemain utama, sementara naskah diberikan ke talenta baru; Anissa Pandan Sari dan Aisyah Ica Nurramadhani sebagai debut penulisan naskahnya. Berbekal review positif dari beberapa orang kepercayaan gue, ternyata gue cukup suka dengan Lara Ati. Setiap komedinya sukses bikin gue ngakak, meski ini adalah komedi sederhana. Tipikal komedi yang bukan receh dan bukan formula komika - seperti di rumah produksi sebelah. Tapi komedi dari keseharian yang biasa kita dengar en

Noktah Merah Perkawinan - Review

Gambar
Setelah poster dan trailer ini dirilis, gue sama sekali nggak tertarik buat nonton film ini. Cukup tahu aja ini adalah adaptasi dari sinetron berjudul sama yang tayang sebanyak 77 episode di periode tahun 1996 - 1998 di Indosiar, yang sama-sama diproduksi oleh Rapi Film. Tapi setelah membaca ulasan yang semuanya bernada positif nggak cuma di linimasa tapi juga di grup WA, gue jadi tertarik. Apalagi ulasan di grup WA ya yang cenderung lebih jujur ketimbang di linimasa yang sekarang ini penuh paid buzzer. Dengan mudah, Noktah Merah Perkawinan udah mengamankan posisinya di 10 Film Terbaik versi gue di tahun 2022. Bahkan dari awal film gue udah dibuat jatuh cinta lewat visualnya yang cantik dan intim. Sinematografinya menawan lengkap dengan color grading yang sejuk dan nyaman. Akting para pemainnya juga sangat meyakinkan. Marsha Timothy nggak ada obat! Oka Antara yang sebelum-sebelumnya - maaf banget - gue kurang cocok sama aktingnya, kali ini gue bisa larut di setiap emosinya. Sheila Dar

The Invitation - Review

Gambar
Nathalie Emmanuel dari Game of Thrones balik lagi nih main film panjang, setelah tampil beberapa kali di franchise Fast & Furious kemarin. Kali ini main di film yang premisnya mirip banget sama Ready of Not (2019 )-nya Samara Weaving. Ada karakter perempuan yang datang ke rumah besar milik keluarga kaya raya, tapi ternyata keluarga itu... Gue rasa writers room pas diskusi film ini terpecah dua kubu; yang satu keluarga cult, satu keluarga vampir. Tapi produser bilang, ya udah kita bikin dua-duanya! Jadi deh dua film ini hahaha. Meski premisnya mirip, tapi sayangnya tidak dengan kualitasnya ya. Kalau dibandingin sama Ready or Not, ini jauuuuh bener. Kenapa sih Hollywood selalu gebleg kalau bikin film vampir. Kaya cuma satu-dua bahkan independen yang berhasil. The Invitation malah lebih jadi film drama romansa dan banyak ngambil elemen Twilight sih. Tiga perempat film ini dihabiskan buat hubungan romansa antara karakter utama dengan tuan rumah. Untung ditutup dengan slasher dan gore y