Fast X - Review

Gambar
Sepuluh film, 22 tahun, dan gue makin nggak peduli lagi dengan ceritanya. Gue udah lupa banget sih sama 9 film sebelumnya. Tapi yang jelas gue ingat beberapa ciri khas franchise Fast & Furious ini. Yang pertama adalah penjahat bisa jadi ada di sisi protagonis di film selanjutnya, dan yang mati bisa dihidupkan kembali. Fast X jelas nggak lepas dari dua ciri khas itu. Tapi yang menarik adalah Fast X hadir di tengah film-film superhero blockbuster dan mampu menyatukan fans MCU dan DCU. Deretan cast di film-filmnya Fast & Furious itu selalu bikin franchise The Expendables - yang idenya menyatukan semua bintang film aksi - malah jadi cupu. Apalagi cast di Fast X ini yang bisa bikin fans MCU dan DCU kelojotan bareng. Gila sih nggak ada duanya emang, dan ini memang salah satu jualannya. Jualan yang lain jelas adegan-adegan aksi stunt CGI yang nggak pakai otak alias absurd. Tapi ya nggak apa-apa juga karena toh penonton suka juga. Harus gue akui, di segi cerita Fast X tergolong sudah

Spencer - Review


Akhirnya kesampean nonton film ini secara legal, terima kasih Klik Film udah capek-capek akuisisi dan bawa film ini ke Indonesia. Meski nontonnya harus pake laptop dan pake kabel HDMI biar bisa nonton di TV, udah gitu buffering mulu setiap 15 menit buset padahal internet gue aman-aman aja.

Semenjak Emma Corring jadi Lady Di muda di The Crown Season 4, rasanya tuh standarnya semakin tinggi. Beruntung Kristen Steward nyaris sempurna banget di sini! Nggak sia-sia dia latihan aksennya selama enam bulan. Bahkan kata mantan chef di istana bilang kalau penggambaran Kristen Steward sebagai Lady Di adalah yang paling mirip, meyakinkan, sampai ke aksennya yang on point banget.


Filmnya sendiri ternyata bukan tipikal biografi yang menceritakan kehidupan Lady Di dari masa ke masa. Spencer karya sutradara Pablo Larrain ini lebih fokus ke tiga hari Natal di mana keluargan kerajaan punya tradisi untuk family time di istana Sandringham, mulai dari makan bareng sampai menembak. Tapi ini adalah masa paling rendahnya dalam pernikahan Lady Di dengan Pangeran Charles, terutama setelah perselingkuhan Pangeran Charles dengan Camilla terkuak dan rumor perceraian mulai beredar.

Perih banget sih nonton eksplorasi karakter Lady Di yang keliatan sangat tersiksa secara mental untuk menghabiskan waktu keluarga di rumah mertua, di tengah ributnya pernikahan mereka. Meski secara kasat mata terlihat drama banget ini cewe kabur-kaburan mulu dari acara makan bareng, pake muntah-muntah pula. Tapi gue ngeliatnya ini udah ke depresi ringan ke menengah ya. Obatnya sebenernya ya ke psikolog atau psikiater, atau sesederhana butuh teman cerita.

Luar biasanya, sedemikian stress dan depresi itu tergambarkan baik lewat raut muka Kristen Stewart - bahkan dari tatapan mata kosong dan nanar. Ini yang juara sih. Oke soal aksen dan gaya tubuh bisa dilatih berbulan-bulan, tapi menurut gue kalau micro-expression yang bisa ngegambarin kesehatan mental yang menyimpang sih udah whole another level. Kalo Kristen Steward nggak dapet piala Oscar sih udah lah!




















----------------------------------------------------------

review film spencer 2021 kristen stewart pablo larrain 
review spencer 2021 kristen stewart pablo larrain
spencer 2021 kristen stewart pablo larrain movie review
spencer 2021 kristen stewart pablo larrain film review
resensi film spencer 2021 kristen stewart pablo larrain
resensi spencer 2021 kristen stewart pablo larrain
ulasan spencer 2021 kristen stewart pablo larrain
ulasan film spencer 2021 kristen stewart pablo larrain
sinopsis film spencer 2021 kristen stewart pablo larrain
sinopsis spencer 2021 kristen stewart pablo larrain
cerita spencer 2021 kristen stewart pablo larrain
jalan cerita spencer 2021 kristen stewart pablo larrain


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Billie Eilish The World's A Little Blurry - Review

Guy Ritchie's The Covenant - Review

Cha Cha Real Smooth - Review