Fast X - Review

Gambar
Sepuluh film, 22 tahun, dan gue makin nggak peduli lagi dengan ceritanya. Gue udah lupa banget sih sama 9 film sebelumnya. Tapi yang jelas gue ingat beberapa ciri khas franchise Fast & Furious ini. Yang pertama adalah penjahat bisa jadi ada di sisi protagonis di film selanjutnya, dan yang mati bisa dihidupkan kembali. Fast X jelas nggak lepas dari dua ciri khas itu. Tapi yang menarik adalah Fast X hadir di tengah film-film superhero blockbuster dan mampu menyatukan fans MCU dan DCU. Deretan cast di film-filmnya Fast & Furious itu selalu bikin franchise The Expendables - yang idenya menyatukan semua bintang film aksi - malah jadi cupu. Apalagi cast di Fast X ini yang bisa bikin fans MCU dan DCU kelojotan bareng. Gila sih nggak ada duanya emang, dan ini memang salah satu jualannya. Jualan yang lain jelas adegan-adegan aksi stunt CGI yang nggak pakai otak alias absurd. Tapi ya nggak apa-apa juga karena toh penonton suka juga. Harus gue akui, di segi cerita Fast X tergolong sudah

Malignant - Review


James Wan pulang kampung ke horor setelah beberapa film blockbuster haruslah kita rayakan bersama. Apalagi dari trailernya sangat menjanjikan dan beneran nggak ketebak jalan ceritanya kaya gimana. Hasilnya beneran nggak ketebak dengan twist yang bikin mulut gue nganga.

James Wan memang sakit jiwa! Idenya super sih sangat segar dan belum pernah gue konsumsi sebelumnya. Menurut gue Malignant mendefinisikan ulang horor itu apa, terutama bagi para pecinta horor. Bahwa horor itu nggak melulu tentang hantu, setan, iblis, atau entitas supranatural lainnya, melainkan sesederhana hal ambigu yang nggak kita pahami sebelumnya. Setelah kita pahami dan mengerti, hal ambigu itu jadi jelas dan nggak jadi horor lagi.


Gue suka banget dengan gimana Malignant dibawakan dengan sangat stylish. Pilihan scoring yang nge-beat dan menghentak kaya film-filmnya Sam Raimi jadi nambah efek uneasy dengan segala ambiguitas yang terjadi dari awal film. Ditambah ciri khasnya James Wan dengan sinematografi yang sangat dinamis dan dari sudut-sudut yang nggak biasa menambah nikmatnya menonton di layar lebar.

Dengan kisah yang dibawakan, gue sangat suka dengan alegori yang bisa dipetik dari Malignant ini. Terkadang kita sering dengar suara di dalam diri kita, kadang baik dan kadang jahat. Suara-suara ini yang kemudian dieskalasi dan ditaruh di titik paling ekstrim bahwa satu individu bisa saja berbuat sangat jahat kalau dia mau - dan sebaliknya berbuat baik. Ini juga menegaskan bahwa yang paling horor dari segala horor adalah bukan setan atau iblis, melainkan manusia itu sendiri. 


Gue membayangkan ada kelompok penonton - terutama fans garis keras James Wan - yang akan kecewa setelah nonton Malignant karena berekspektasi "lebih seram" dari Insidious atau The Conjuring. Ya wajar-wajar aja sih. Tapi menurut gue ini adalah hasil eksplorasi dan berkembangnya seorang pembuat film horor yang nggak terjebak di zona nyamannya. Kalau tetap bergerak di ranah horor mainstream gue yakin akan sulit menandingin The Conjuring yang gue tonton berkali-kali masih aja kagetan. Jadi ya untuk apa mencoba menandingi hal yang sama sedangkan James Wan bisa eksplorasi di ranah lain dan membuktikan yang terbaik.




















----------------------------------------------------------

review film malignant james wan
review malignant james wan
malignant james wan movie review
malignant james wan film review
resensi film malignant james wan
resensi malignant james wan
ulasan malignant james wan
ulasan film malignant james wan
sinopsis film malignant james wan
sinopsis malignant james wan
cerita malignant james wan
jalan cerita malignant james wan


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Billie Eilish The World's A Little Blurry - Review

Guy Ritchie's The Covenant - Review

Cha Cha Real Smooth - Review