Sepuluh film, 22 tahun, dan gue makin nggak peduli lagi dengan ceritanya. Gue udah lupa banget sih sama 9 film sebelumnya. Tapi yang jelas gue ingat beberapa ciri khas franchise Fast & Furious ini. Yang pertama adalah penjahat bisa jadi ada di sisi protagonis di film selanjutnya, dan yang mati bisa dihidupkan kembali. Fast X jelas nggak lepas dari dua ciri khas itu. Tapi yang menarik adalah Fast X hadir di tengah film-film superhero blockbuster dan mampu menyatukan fans MCU dan DCU. Deretan cast di film-filmnya Fast & Furious itu selalu bikin franchise The Expendables - yang idenya menyatukan semua bintang film aksi - malah jadi cupu. Apalagi cast di Fast X ini yang bisa bikin fans MCU dan DCU kelojotan bareng. Gila sih nggak ada duanya emang, dan ini memang salah satu jualannya. Jualan yang lain jelas adegan-adegan aksi stunt CGI yang nggak pakai otak alias absurd. Tapi ya nggak apa-apa juga karena toh penonton suka juga. Harus gue akui, di segi cerita Fast X tergolong sudah
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
Dune - IMAX Review
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
-
Dune versi sutradara Denis Villeneuve ini adalah adaptasi film kedua dari novel karya Frank Herbert tahun 1965, setelah yang pertama tahun 1984 oleh sutradara David Lynch gagal total. Konon memang sangat sulit mengadaptasi kisah Dune ini lantaran plot yang sangat kompleks. Bahkan Villeneuve sendiri memilih mengerjakan Arrival (2016) dan Blade Runner 2049 (2017) dulu untuk meningkatkan kemampuan dan pengalaman.
Film adaptasi space operasekompleks Dune memang sangat cocok berada di tangan dingin Villenueve dengan deretan ciri khasnya. Stylish, penuh visual yang cantik, scoring megah dari Hans Zimmer, dan gaya bercerita yang mudah untuk dimengerti menjadikan Dune sebagai tontonan sinematik yang sempurna. Menurut gue, adalah murtad menonton Dune di layar kecil seperti televisi atau bahkan telepon genggam. Banyak shot dan frame yang sebegitu indahnya layaknya lukisan yang terlihat megah di layar bioskop - bahkan IMAX.
Gue udah nonton Dune versi David Lynch di Lionsgate Play dan sempet beberapa saat ketiduran karena saking ngawurnya. Membandingkan Dune versi 1984 dan 2021 ini bagaikan membandingkan gerobak dengan mobil Tesla, alias nggak bisa banget! Versi Villeneuve sangat berhati-hati dalam bercerita dan benar-benar memanfaatkan durasi 2 jam 35 menit untuk mengenalkan berbagai karakter, kelompok, dan dunia kepada penonton. Dijamin paham oleh dilematisnya Paul Atreides dalam mewarisi kekuatan ayah dan ibunya untuk membantu Fremen para penduduk lokal planet Arrakis dalam menghadapi kelompok jahat Harkonnen yang didukung oleh Kaisar.
Sebegitu besar dan pentingnya proyek Dune ini sampai mengumpulkan deretan aktor papan atas. Bintang-bintang muda Timothee Chalamet dan Zendaya memang bersinar dan mendapatkan porsi besar, di samping Rebecca Ferguson, Oscar Isaac, Stellan Skarsgard, Jason Momoa, Josh Brolin, Dave Bautista, dan Javier Bardem. Gila-gilaan memang pamer karakternya, semoga hasil penjualan tiket (dan streaming di HBO Max) bisa untung sehingga Dune Part Two bisa diproduksi dan dirilis di masa mendatang!
Perlu diketahui, novel Dune yang dirilis tahun 1965 ini jadi "inspirasi bagi George Lucas dalam membuat dunia Star Wars - meski hal tersebut nggak pernah diakui oleh beliau. Tapi di Dune bisa dilihat ada banyak hal yang mirip banget, mulai dari The Voice andalan kaum Bene Gesserit mirip dengan Jedi trick sampai dengan cacing raksasa yang hidup di gurun pasir.
review film dune denis villeneuve review denis villeneuve denis villeneuve movie review denis villeneuve film review resensi film denis villeneuve resensi denis villeneuve ulasan denis villeneuve ulasan film denis villeneuve sinopsis film denis villeneuve sinopsis denis villeneuve cerita denis villeneuve jalan cerita denis villeneuve
Pertama-tama gue harus ngaku bahwa gue memang fans Billie Eilish sejak pertama kali dia rilis lagu Ocean Eyes tahun 2019. Ya bukan fans garis keras gimana banget, cuma suka sama lagu-lagunya yang melodinya beda dari arus utama. Gue juga nggak tahu secara detil kehidupan pribadinya dia gimana, bahkan gue baru tahu Finneas itu kakaknya sekaligus produser musik dia pas rilis di album pertama. Setelah nonton dokumenter ini, gue jadi makin respek sama artis yang menurut gue sangat beruntung dan terberkati ini. Kita semua tahu lah ya betapa kerasnya dunia hiburan apalagi dengan kasus sebelah mbak Britney Spears yang masih aja dikendalikan sama bapaknya di segala aspek hidupnya. Nah dedek Billie ini luar biasa banget punya keluarga yang beneran 100% suportif di segala sisi. Abangnya Finneas yang jenius di musik tapi juga kagak sirikan sama adeknya yang jauh lebih tenar dari dia. Bapak ibunya yang ternyata memang dari latar belakang musik dan udah grooming Billie dari kecil juga super-bijak d
Dalam setahun kita dikasih 2 film Guy Ritchie? Setelah Operation Fortune: Ruse de Guerre yang rilis di awal tahun, sekarang ada The Covenant . Menariknya The Covenant punya tema yang cenderung segar dan terlalu serius di antara semua film yang pernah disutradarai dan ditulis naskahnya oleh Guy Ritchie. Film ini juga punya premis anti-perang dengan tema yang rasanya belum pernah diangkat. Persahabatan antara seorang serdadu AS dengan penerjemah lokal di Afghanistan. Harus gue akui, rasanya The Covenant layak jadi salah satu film terbaik di tahun ini. Selain punya tema anti-war yang sangat penting, film ini punya penampilan akting yang luar biasa sampai menyerap emosi penonton. Selain itu deretan adegan aksinya juga sangat intens! Beberapa kali gue dibuat tahan nafas dengan ketegangan yang ditampilkan di layar. Seperti film-filmnya Guy Ritchie sebelumnya, The Covenant juga terlihat jelas dibagi menjadi tiga babak. Meski secara durasi tidak terbagi rata, rasanya pilihan yang tepat untu
Wah kayaknya Cha Cha Real Smooth akan jadi salah satu film romansa - dan coming of age - favorit gue di tahun ini. Manis banget sampe gejala diabetes. Satu lagi tipikal film romansa dengan hubungan yang nggak jelas bahkan cenderung platonic. Meski jelas Andrew mungkin punya sindrom Elektra yang condong lebih suka sama wanita yang lebih tua. Tapi gue rasa film ini nggak cuma ngomongin soal cinta. Melainkan tentang hidup! Hidup di masa transisi menuju dewasa lebih tepatnya. Adulting is no joke as we know, dan pasti banyak dari kita yang baru lulus kuliah bingung mau ngapain. Masa transisi dari hidup yang penuh keteraturan dan otoritas dari institusi pendidikan ke hidup yang lebih bebas terhadap arah, visi, dan misi masing-masing. Mulai dari ganti-ganti pekerjaan, gimana cara menghadapi pelanggan dengan sopan, sampai bertanggung jawab dengan komitmen dan waktu. Nah romansa dapat porsi yang jauh lebih banyak ketimbang pekerjaan, karena gue rasa memang sisi ini yang jauh lebih relate denga
Komentar
Posting Komentar