Fast X - Review

Gambar
Sepuluh film, 22 tahun, dan gue makin nggak peduli lagi dengan ceritanya. Gue udah lupa banget sih sama 9 film sebelumnya. Tapi yang jelas gue ingat beberapa ciri khas franchise Fast & Furious ini. Yang pertama adalah penjahat bisa jadi ada di sisi protagonis di film selanjutnya, dan yang mati bisa dihidupkan kembali. Fast X jelas nggak lepas dari dua ciri khas itu. Tapi yang menarik adalah Fast X hadir di tengah film-film superhero blockbuster dan mampu menyatukan fans MCU dan DCU. Deretan cast di film-filmnya Fast & Furious itu selalu bikin franchise The Expendables - yang idenya menyatukan semua bintang film aksi - malah jadi cupu. Apalagi cast di Fast X ini yang bisa bikin fans MCU dan DCU kelojotan bareng. Gila sih nggak ada duanya emang, dan ini memang salah satu jualannya. Jualan yang lain jelas adegan-adegan aksi stunt CGI yang nggak pakai otak alias absurd. Tapi ya nggak apa-apa juga karena toh penonton suka juga. Harus gue akui, di segi cerita Fast X tergolong sudah

Vivo - Review


Akhirnya Sony Pictures Animation berani juga nyemplung di film animasi musikal. Kayaknya udah makin pede ya nggak cuma kualitas gambar animasinya aja yang udah makin menyaingin Disney dan Pixar, tapi kali ini juga bermain di lagu dan nyanyian sebagai pengganti dialog. Sayang banget sih harus ditonton di layar tv dan bukan layar bioskop.

Deretan lagu dan lirik yang ditulis oleh si jenius musikal Lin-Manuel Miranda benar-benar jadi daya tarik utama gue dalam nonton film ini. Masih aja melodinya sangat catchy di telinga dengan lirik asyik yang berirama. Apalagi Vivo berlatar belakang Cuba (dan kemudian Florida sampai Miami), jadi tema utama musik yang ada adalah Cuban Jazz yang asyik banget buat joget! 


Beberapa lagunya itu keliatan banget ciri khas Lin-Manuel Miranda, kaya bebereapa nada mirip banget sama beberapa lagu di Hamilton dan juga Washington Heights. Setiap nyanyian dan karakter yang bernyanyi sangat mengingatkan gue akan band jazz asal Kuba yang terkenal; Buena Vista Social Club.

Soal gambar nggak perlu dipertanyakan lagi lah ya. Gue suka ada beberapa segmen yang bermain imajinasi keluar dari gambar 3D ke gambar klasik 2D yang enak banget dilihat mata. Ceritanya juga simpel dengan tema petualangan yang sebenarnya sudah sering kita lihat sebelumnya. Tapi yang gue suka adalah kisah yang penuh hati yang ada, di mana efektif banget bikin hati hangat dan basah di mata.


















- ditonton di Netflix -


----------------------------------------------------------

review film vivo lin manuel miranda
review vivo lin manuel miranda
vivo lin manuel miranda movie review
vivo lin manuel miranda film review
resensi film vivo lin manuel miranda
resensi vivo lin manuel miranda
ulasan vivo lin manuel miranda
ulasan film vivo lin manuel miranda
sinopsis film vivo lin manuel miranda
sinopsis vivo lin manuel miranda
cerita vivo lin manuel miranda
jalan cerita vivo lin manuel miranda


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Billie Eilish The World's A Little Blurry - Review

Guy Ritchie's The Covenant - Review

Cha Cha Real Smooth - Review