Sepuluh film, 22 tahun, dan gue makin nggak peduli lagi dengan ceritanya. Gue udah lupa banget sih sama 9 film sebelumnya. Tapi yang jelas gue ingat beberapa ciri khas franchise Fast & Furious ini. Yang pertama adalah penjahat bisa jadi ada di sisi protagonis di film selanjutnya, dan yang mati bisa dihidupkan kembali. Fast X jelas nggak lepas dari dua ciri khas itu. Tapi yang menarik adalah Fast X hadir di tengah film-film superhero blockbuster dan mampu menyatukan fans MCU dan DCU. Deretan cast di film-filmnya Fast & Furious itu selalu bikin franchise The Expendables - yang idenya menyatukan semua bintang film aksi - malah jadi cupu. Apalagi cast di Fast X ini yang bisa bikin fans MCU dan DCU kelojotan bareng. Gila sih nggak ada duanya emang, dan ini memang salah satu jualannya. Jualan yang lain jelas adegan-adegan aksi stunt CGI yang nggak pakai otak alias absurd. Tapi ya nggak apa-apa juga karena toh penonton suka juga. Harus gue akui, di segi cerita Fast X tergolong sudah
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
Run - Review
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
-
Run adalah salah satu film yang gue tunggu-tunggu, dan ternyata bisa gue tonton di HBO GO. Premisnya sangat-sangat menarik tentang seorang ibu yang merawat anaknya yang sakit dan lumpuh tapi ada keanehan dengan obat-obatan yang diberikan oleh ibunya. Dari awal film gue udah bisa menebak twist-nya tapi tetap bisa gue nikmati setiap keseruan dan ketegangan yang ada.
Ngeri banget ngeliat Sarah Paulson akting jadi seorang ibu yang "begitu". Ini kaya jadi playground dia yang paling ekstrim setelah karakter-karakter miripnya di American Horror Story atau Ratched. Range emosinya luar biasa dan bahkan hanya dengan tatapan mata dan senyuman tapi tetep berasa ngeri.
Yang bikin gue takjub adalah aktris Kiera Allen yang berperan sebagai anaknya ternyata memang penderita disabilitas dan pengguna kursi roda sejak kecil. Konon sangat jarang Hollywood beneran kasih cast ke orang-orang disabilitas, jadi yang satu ini layak diberikan hormat.
Selain itu perlu diketahui bahwa sindrom yang diderita oleh karakter Sarah Paulson itu nyata adanya. Disebut dengan Factitious disorder imposed on another (FDIA), atau nama lainnya Munchausen syndrome by proxy (MSbP). Sindrom yang bikin orang lain (lebih sering anaknya sendiri) terlihat nggak sehat. Tujuannya jelas untuk atensi, simpati, dan perasaan dibutuhkan untuk selama-lamanya. Sebuah sindrom yang sulit banget untuk ketahuan karena pasti tokoh caregiver yang lebih dipercaya ketimbang anaknya sendiri.
Gue sih ngeliatnya sindrom ini adalah spektrum yang berada di kutub ekstrim dari seorang caregiver, baik seorang ibu maupun ayah. Ingin terus menerus merawat orang lain, ada perasaan dirinya selalu dibutuhkan, dan selalu bisa menjadi seorang penyelamat karena merawat orang lain. Sebenarnya ini adalah hal-hal baik tapi jadi buruk kalau terlalu berlebihan.
review film run sarah paulson review run sarah paulson run sarah paulson movie review run sarah paulson film review resensi film run sarah paulson resensi run sarah paulson ulasan run sarah paulson ulasan film run sarah paulson sinopsis film run sarah paulson sinopsis run sarah paulson cerita run sarah paulson jalan cerita run sarah paulson
Pertama-tama gue harus ngaku bahwa gue memang fans Billie Eilish sejak pertama kali dia rilis lagu Ocean Eyes tahun 2019. Ya bukan fans garis keras gimana banget, cuma suka sama lagu-lagunya yang melodinya beda dari arus utama. Gue juga nggak tahu secara detil kehidupan pribadinya dia gimana, bahkan gue baru tahu Finneas itu kakaknya sekaligus produser musik dia pas rilis di album pertama. Setelah nonton dokumenter ini, gue jadi makin respek sama artis yang menurut gue sangat beruntung dan terberkati ini. Kita semua tahu lah ya betapa kerasnya dunia hiburan apalagi dengan kasus sebelah mbak Britney Spears yang masih aja dikendalikan sama bapaknya di segala aspek hidupnya. Nah dedek Billie ini luar biasa banget punya keluarga yang beneran 100% suportif di segala sisi. Abangnya Finneas yang jenius di musik tapi juga kagak sirikan sama adeknya yang jauh lebih tenar dari dia. Bapak ibunya yang ternyata memang dari latar belakang musik dan udah grooming Billie dari kecil juga super-bijak d
Dalam setahun kita dikasih 2 film Guy Ritchie? Setelah Operation Fortune: Ruse de Guerre yang rilis di awal tahun, sekarang ada The Covenant . Menariknya The Covenant punya tema yang cenderung segar dan terlalu serius di antara semua film yang pernah disutradarai dan ditulis naskahnya oleh Guy Ritchie. Film ini juga punya premis anti-perang dengan tema yang rasanya belum pernah diangkat. Persahabatan antara seorang serdadu AS dengan penerjemah lokal di Afghanistan. Harus gue akui, rasanya The Covenant layak jadi salah satu film terbaik di tahun ini. Selain punya tema anti-war yang sangat penting, film ini punya penampilan akting yang luar biasa sampai menyerap emosi penonton. Selain itu deretan adegan aksinya juga sangat intens! Beberapa kali gue dibuat tahan nafas dengan ketegangan yang ditampilkan di layar. Seperti film-filmnya Guy Ritchie sebelumnya, The Covenant juga terlihat jelas dibagi menjadi tiga babak. Meski secara durasi tidak terbagi rata, rasanya pilihan yang tepat untu
Wah kayaknya Cha Cha Real Smooth akan jadi salah satu film romansa - dan coming of age - favorit gue di tahun ini. Manis banget sampe gejala diabetes. Satu lagi tipikal film romansa dengan hubungan yang nggak jelas bahkan cenderung platonic. Meski jelas Andrew mungkin punya sindrom Elektra yang condong lebih suka sama wanita yang lebih tua. Tapi gue rasa film ini nggak cuma ngomongin soal cinta. Melainkan tentang hidup! Hidup di masa transisi menuju dewasa lebih tepatnya. Adulting is no joke as we know, dan pasti banyak dari kita yang baru lulus kuliah bingung mau ngapain. Masa transisi dari hidup yang penuh keteraturan dan otoritas dari institusi pendidikan ke hidup yang lebih bebas terhadap arah, visi, dan misi masing-masing. Mulai dari ganti-ganti pekerjaan, gimana cara menghadapi pelanggan dengan sopan, sampai bertanggung jawab dengan komitmen dan waktu. Nah romansa dapat porsi yang jauh lebih banyak ketimbang pekerjaan, karena gue rasa memang sisi ini yang jauh lebih relate denga
Komentar
Posting Komentar