Fast X - Review

Gambar
Sepuluh film, 22 tahun, dan gue makin nggak peduli lagi dengan ceritanya. Gue udah lupa banget sih sama 9 film sebelumnya. Tapi yang jelas gue ingat beberapa ciri khas franchise Fast & Furious ini. Yang pertama adalah penjahat bisa jadi ada di sisi protagonis di film selanjutnya, dan yang mati bisa dihidupkan kembali. Fast X jelas nggak lepas dari dua ciri khas itu. Tapi yang menarik adalah Fast X hadir di tengah film-film superhero blockbuster dan mampu menyatukan fans MCU dan DCU. Deretan cast di film-filmnya Fast & Furious itu selalu bikin franchise The Expendables - yang idenya menyatukan semua bintang film aksi - malah jadi cupu. Apalagi cast di Fast X ini yang bisa bikin fans MCU dan DCU kelojotan bareng. Gila sih nggak ada duanya emang, dan ini memang salah satu jualannya. Jualan yang lain jelas adegan-adegan aksi stunt CGI yang nggak pakai otak alias absurd. Tapi ya nggak apa-apa juga karena toh penonton suka juga. Harus gue akui, di segi cerita Fast X tergolong sudah

Fear Street Part 2: 1978 - Review



Gue malah lebih suka Part 2 di tahun 1978 ini ketimbang Part 1 di tahun 1994. Mungkin karena bagian kedua ini fokus pada satu lokasi tempat kemping musim panas dengan anak-anak hingga remaja nyebelin yang jadi korbannya. Nah bagian kedua ini merupakan homage untuk film-film pembunuhan tahun 70-an dan mukanya Sadie Sink dari Stranger Things ini memang bawaan jadul ya jadi pas banget aja gitu untuk latar tahun segitu.


Kalau di Part 1: 1994 unsur gory-nya baru nongol di akhir, maka di Part 2: 1978 sudah mulai berdarah-darah dari tengah. Iya awalnya masih sibuk bangun cerita dan relasi antar karakter, termasuk mitos si penyihir Sarah Fier. Yang gue suka adalah di Part 2 ini mitologi kisah Sarah Fier dibuka lebih lebar lagi jadi kita bisa tahu - dan melihat - lebih banyak tentang kutukan sihirnya yang tidak mengenal waktu.

Untuk lagu-lagunya masih tetap catchy meski gue udah mulai roaming karena nggak terlalu familiar dengan lagu-lagu tahun 70-an, alias kurang tua. Cara berceritanya sendiri sangat seru ya gue sampai nggak ada waktu buat mainan hape. Masih mempertahankan cara berkisah anti-klise dan nggak pakai formula bunuh-bunuhan seperti biasanya, jadi lumayan segar dan bikin cerita jadi nggak tertebak.





















----------------------------------------------------------

review film fear street part 2 1978
review fear street part 2 1978
fear street part 2 1978 movie review
fear street part 2 1978 film review
resensi film fear street part 2 1978
resensi fear street part 2 1978
ulasan fear street part 2 1978
ulasan film fear street part 2 1978
sinopsis film fear street part 2 1978
sinopsis fear street part 2 1978
cerita fear street part 2 1978
jalan cerita fear street part 2 1978


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Billie Eilish The World's A Little Blurry - Review

Guy Ritchie's The Covenant - Review

Cha Cha Real Smooth - Review