Sepuluh film, 22 tahun, dan gue makin nggak peduli lagi dengan ceritanya. Gue udah lupa banget sih sama 9 film sebelumnya. Tapi yang jelas gue ingat beberapa ciri khas franchise Fast & Furious ini. Yang pertama adalah penjahat bisa jadi ada di sisi protagonis di film selanjutnya, dan yang mati bisa dihidupkan kembali. Fast X jelas nggak lepas dari dua ciri khas itu. Tapi yang menarik adalah Fast X hadir di tengah film-film superhero blockbuster dan mampu menyatukan fans MCU dan DCU. Deretan cast di film-filmnya Fast & Furious itu selalu bikin franchise The Expendables - yang idenya menyatukan semua bintang film aksi - malah jadi cupu. Apalagi cast di Fast X ini yang bisa bikin fans MCU dan DCU kelojotan bareng. Gila sih nggak ada duanya emang, dan ini memang salah satu jualannya. Jualan yang lain jelas adegan-adegan aksi stunt CGI yang nggak pakai otak alias absurd. Tapi ya nggak apa-apa juga karena toh penonton suka juga. Harus gue akui, di segi cerita Fast X tergolong sudah
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
Icarus - Review
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
-
Awalnya dari kebingungan gue ada nama negara "ROC" di klasemen medali Olimpiade Tokyo 2020, yang ternyata itu bukan negara dari kepanjangan dari "Russian Olympic Comittee". Isinya adalah atlet-atlet Rusia yang terbukti tidak menggunakan doping. Dari sini gue baru tahu bahwa negara Rusia dilarang berkompetisi di skala internasional sampai Desember 2022 gara-gara skandal doping terbesar sepanjang sejarah dunia olahraga.
Terungkap di tahun 2016, ternyata Rusia mengakali tes doping agar para atletnya yang menggunakan doping mendapatkan tes negatif. Konspirasi ini bahkan didukung oleh negara sampai presiden Vladimir Putin sendiri, dan sudah berjalan jauh ke belakang sampai setidaknya tahun 1960-an. Nah dokumenter Icarus karya sutradara dan produser Brian Fogel ini yang - secara tidak sengaja - mengungkap skandal besar ini lewat Dr. Grigory Rodchenkov.
Nggak heran Icarus dapat Oscar di kategori Best Documentary tahun 2018, dan termasuk film pertama yang menang penghargaant tersebut dari distributor streaming yaitu Netflix. Nontonnya sih nggak kaya nonton film dokumenter biasa, tapi berasa kaya nonton film-filmnya Jason Bourne atau Jack Reacher karena jadi film thriller geopolitik. Brian Fogel juga beruntungnya luar biasa karena dapat production value yang gedenya bukan main, dan bisa ride the wave dengan sangat cantik.
Jadi awalnya Brian Fogel berniat untuk bikin dokumenter tentang bagaimana doping bisa memacu performa atlet dalam pertandingan sekaligus lolos dari tes doping yang diadakan. Dirinya sendiri dijadikan percobaan sebagai atlet sepeda untuk bertanding di Haute Route di Perancis. Brian menjalankan program doping dengan berkonsultasi oleh Dr. Grigory Rodchenkov, dengan hasil kemampuannya meningkat 20% dari tanpa doping - dan berhasil lolos tes perlombaan.
Tapi di tengah jalan fokus film pun berkembang secara drastis karena Dr. Grigory adalah saksi kunci dari skandal doping Rusia. Dr. Grigory pun jadi whistleblower semacam Edward Snowden dan mau nggak mau berpisah dari keluarganya kabur dari Rusia ke AS lewat bantuan Brian. Di titik ini sih seru banget kaya tadinya kisah doping macam The Program (2015) jadi kisah thriller politik Jason Bourne. Bener-bener deg-degan melihat Dr. Grigory naik pesawat dari Moskow dan mendarat dengan selamat di AS.
Menjadi seorang Brian Fogel nambah pengetahuan banyak banget nggak sih. Dia ada pengalaman pembuat film meski filmnya cuma satu, lalu nambah pengetahuan soal program doping. Sampai pada akhirnya dia juga harus katam soal hukum internasional karena di beberapa kesempatan mewakili Dr. Grigory dengan alasan keamanan untuk ketemu WADA (World Anti-Doping Agency) dan pengacaranya. Dr. Grigory juga kasihan sih demi mengungkap kasus ini harus terpisah dari anak-istri sampai deg-degan disamperin agen FBI kelas atas.
review film icarus documentary dokumenter doping rusia russia review icarus documentary dokumenter doping rusia russia icarus documentary dokumenter doping rusia russia movie review icarus documentary dokumenter doping rusia russia film review resensi film icarus documentary dokumenter doping rusia russia resensi icarus documentary dokumenter doping rusia russia ulasan icarus documentary dokumenter doping rusia russia ulasan film icarus documentary dokumenter doping rusia russia sinopsis film icarus documentary dokumenter doping rusia russia sinopsis icarus documentary dokumenter doping rusia russia cerita icarus documentary dokumenter doping rusia russia jalan cerita icarus documentary dokumenter doping rusia russia
Pertama-tama gue harus ngaku bahwa gue memang fans Billie Eilish sejak pertama kali dia rilis lagu Ocean Eyes tahun 2019. Ya bukan fans garis keras gimana banget, cuma suka sama lagu-lagunya yang melodinya beda dari arus utama. Gue juga nggak tahu secara detil kehidupan pribadinya dia gimana, bahkan gue baru tahu Finneas itu kakaknya sekaligus produser musik dia pas rilis di album pertama. Setelah nonton dokumenter ini, gue jadi makin respek sama artis yang menurut gue sangat beruntung dan terberkati ini. Kita semua tahu lah ya betapa kerasnya dunia hiburan apalagi dengan kasus sebelah mbak Britney Spears yang masih aja dikendalikan sama bapaknya di segala aspek hidupnya. Nah dedek Billie ini luar biasa banget punya keluarga yang beneran 100% suportif di segala sisi. Abangnya Finneas yang jenius di musik tapi juga kagak sirikan sama adeknya yang jauh lebih tenar dari dia. Bapak ibunya yang ternyata memang dari latar belakang musik dan udah grooming Billie dari kecil juga super-bijak d
Dalam setahun kita dikasih 2 film Guy Ritchie? Setelah Operation Fortune: Ruse de Guerre yang rilis di awal tahun, sekarang ada The Covenant . Menariknya The Covenant punya tema yang cenderung segar dan terlalu serius di antara semua film yang pernah disutradarai dan ditulis naskahnya oleh Guy Ritchie. Film ini juga punya premis anti-perang dengan tema yang rasanya belum pernah diangkat. Persahabatan antara seorang serdadu AS dengan penerjemah lokal di Afghanistan. Harus gue akui, rasanya The Covenant layak jadi salah satu film terbaik di tahun ini. Selain punya tema anti-war yang sangat penting, film ini punya penampilan akting yang luar biasa sampai menyerap emosi penonton. Selain itu deretan adegan aksinya juga sangat intens! Beberapa kali gue dibuat tahan nafas dengan ketegangan yang ditampilkan di layar. Seperti film-filmnya Guy Ritchie sebelumnya, The Covenant juga terlihat jelas dibagi menjadi tiga babak. Meski secara durasi tidak terbagi rata, rasanya pilihan yang tepat untu
Wah kayaknya Cha Cha Real Smooth akan jadi salah satu film romansa - dan coming of age - favorit gue di tahun ini. Manis banget sampe gejala diabetes. Satu lagi tipikal film romansa dengan hubungan yang nggak jelas bahkan cenderung platonic. Meski jelas Andrew mungkin punya sindrom Elektra yang condong lebih suka sama wanita yang lebih tua. Tapi gue rasa film ini nggak cuma ngomongin soal cinta. Melainkan tentang hidup! Hidup di masa transisi menuju dewasa lebih tepatnya. Adulting is no joke as we know, dan pasti banyak dari kita yang baru lulus kuliah bingung mau ngapain. Masa transisi dari hidup yang penuh keteraturan dan otoritas dari institusi pendidikan ke hidup yang lebih bebas terhadap arah, visi, dan misi masing-masing. Mulai dari ganti-ganti pekerjaan, gimana cara menghadapi pelanggan dengan sopan, sampai bertanggung jawab dengan komitmen dan waktu. Nah romansa dapat porsi yang jauh lebih banyak ketimbang pekerjaan, karena gue rasa memang sisi ini yang jauh lebih relate denga
Komentar
Posting Komentar