Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2023

Fast X - Review

Gambar
Sepuluh film, 22 tahun, dan gue makin nggak peduli lagi dengan ceritanya. Gue udah lupa banget sih sama 9 film sebelumnya. Tapi yang jelas gue ingat beberapa ciri khas franchise Fast & Furious ini. Yang pertama adalah penjahat bisa jadi ada di sisi protagonis di film selanjutnya, dan yang mati bisa dihidupkan kembali. Fast X jelas nggak lepas dari dua ciri khas itu. Tapi yang menarik adalah Fast X hadir di tengah film-film superhero blockbuster dan mampu menyatukan fans MCU dan DCU. Deretan cast di film-filmnya Fast & Furious itu selalu bikin franchise The Expendables - yang idenya menyatukan semua bintang film aksi - malah jadi cupu. Apalagi cast di Fast X ini yang bisa bikin fans MCU dan DCU kelojotan bareng. Gila sih nggak ada duanya emang, dan ini memang salah satu jualannya. Jualan yang lain jelas adegan-adegan aksi stunt CGI yang nggak pakai otak alias absurd. Tapi ya nggak apa-apa juga karena toh penonton suka juga. Harus gue akui, di segi cerita Fast X tergolong sudah

Guy Ritchie's The Covenant - Review

Gambar
Dalam setahun kita dikasih 2 film Guy Ritchie? Setelah Operation Fortune: Ruse de Guerre yang rilis di awal tahun, sekarang ada The Covenant . Menariknya The Covenant punya tema yang cenderung segar dan terlalu serius di antara semua film yang pernah disutradarai dan ditulis naskahnya oleh Guy Ritchie. Film ini juga punya premis anti-perang dengan tema yang rasanya belum pernah diangkat. Persahabatan antara seorang serdadu AS dengan penerjemah lokal di Afghanistan. Harus gue akui, rasanya The Covenant layak jadi salah satu film terbaik di tahun ini. Selain punya tema anti-war yang sangat penting, film ini punya penampilan akting yang luar biasa sampai menyerap emosi penonton. Selain itu deretan adegan aksinya juga sangat intens! Beberapa kali gue dibuat tahan nafas dengan ketegangan yang ditampilkan di layar.  Seperti film-filmnya Guy Ritchie sebelumnya, The Covenant juga terlihat jelas dibagi menjadi tiga babak. Meski secara durasi tidak terbagi rata, rasanya pilihan yang tepat untu

Sewu Dino - Review

Gambar
Setelah thread twitter pertamanya yang viral dijadikan adaptasi film - dan sukses meraih 10 juta penonton, kini hadir lagi adaptasi film dari thread twitter Simpleman. Sewu Dino atau seribu hari dalam bahasa Jawa ini punya premis yang unik, segar, dan sangat menarik. Sepanjang film fokus pada ritual Basuh Sedo atau ritual membasuh mayat, di mana tiga pesuruh bergantian melakukan ritual pada cucu keluarga Atmojo yang terkena santet seribu hari. Disutradarai oleh Kimo Stamboel, gue benar-benar melihat perkembangan positif pada setiap film yang dia sutradarai. Film Sewu Dino memang lagi-lagi jadi adaptasi yang sangat setia pada sumber aslinya. Tapi di tangan Kimo, film ini berhasil jadi film misteri yang mengundang penasaran di setiap adegan. Horornya memang dapet banget dan bikin kaget serta merinding. Tapi justru gue lebih suka di elemen misterinya karena menggunakan mitos lokal dan sangat believable. Kalau dibandingkan antara adaptasi karya Simpleman, kok gue lebih suka adaptasi film

65 - Review

Gambar
Film kaya gini kenapa bisa dapat lampu hijau dan diproduksi sih hahaha. Aneh banget sih premisnya. Bermain di ranah "bagaimana jika ada alien berbentuk manusia dan berbahasa Inggris nyasar ke planet Bumi 65 juta tahun yang lalu dan melawan dinosaurus dengan alat-alat canggih?". Ya harus diakui premisnya memang unik, tapi gue sih nggak penasaran akan jadinya gimana karena udah pasti alat canggih akan menang lawan dinosaurus nggak sih? Yang menjual dari film ini adalah durasinya yang pendek hanya 90 menit. Kalau lebih panjang lagi entah gimana deh. Selain itu untung banget ada Adam Driver yang membawa beban film ini sendirian. Meski gue mempertanyakan kondisi fisiknya yang super banget, tulang udah lepas ke mana-mana tapi masih bisa lari-larian. Oh iya dia memang alien kan, kebetulan aja bentuknya mirip sama manusia biasa. ---------------------------------------------------------- review film 65 adam driver review 65 adam driver 65 adam driver movie review 65 adam driver film

The Super Mario Bros Movie - Review

Gambar
Akhirnya ada juga film Super Mario Bros yang bagus dan jadi tribute yang adil untuk gamenya. Sejak permainannya rilis di tahun 1983, kasihan Nintendo (dan kita juga) selalu dapat film adaptasi yang kureng. Apalagi adaptasi film panjang Super Mario Bros tahun 1993, ya ampun! Butuh 30 tahun pula untuk akhirnya ada film adaptasi yang proper. Malah kali ini, pencipta game sekaligus petinggi Nintendo, Shigeru Miyamoto turun tangan langsung bersama rumah produksi Illumination untuk mengerjakan flim animasi ini. Hasilnya memang nggak mengecewakan. Seperti yang terlihat di trailer, animasinya sangat cantik dan luar biasa. Sepertinya memang makin ke sini, kita sudah harus dibuat biasa saja dengan animasi CGI yang gambarnya sudah makin menyerupai kenyataan. Jalan ceritanya memang dibuat untuk anak-anak dan rasanya tidak ditujukan untuk kaum dewasa. Tapi para orang tua dan dewasa muda yang menonton masih bisa terhibur dengan pilihan soundtrack dan bernostalgia dengan berbagai theme song dari pe

Air - Review

Gambar
Kalau Ben Affleck duduk di kursi sutradara, film-film hasil karyanya otomatis jadi potensi besar. Ya ya kecuali Live by Night (2016) yang melempem banget. Tapi tetap nggak bisa menegasikan talenta dia sebagai sutradara. Apalagi film terbarunya ini, Air, punya premis yang sangat menarik; berdasarkan kisah nyata lahirnya lini sepatu basket Air Jordan dari sudut pandang pencari bakat di perusahaan Nike. Terkesan memang membosankan ya, terlihat betapa film ini nggak populer dan hanya mendapat layar terbatas di bioskop tanah air. Tapi justru filmnya seru banget dan banyak makna yang bisa kita petik sebagai penonton. Nggak berasa ternyata sebegitu seru dan menegangkannya kisah Nike mengejar Michael Jordan ketika Converse dan Adidas yang menguasai pasar di tahun 1984. Keseruan ini juga banyak ditunjang dari deretan pemeran kelas berat, mulai dari Matt Damon, Ben Affleck, Viola Davis, Jason Bateman, sampai Chris Tucker. Semuanya tampil brilian dan sama rata pula. Tapi harus diakui Matt Damon

The Pope's Exorcist - Review

Gambar
Posternya memang kurang menggairahkan, tapi trailernya menarik! Tapi tetap gue masuk studio dengan ekspektasi apa adanya. Selesai menonton, gue malah jadi puas banget. Wah, udah lama banget sih nggak nonton film tentang eksorsisme dengan treatment yang oke banget dan drama iman keyakinan yang ciamik! Horornya dapet banget dan lumayan bikin tahan nafas, kisah dibalik kerasukan setan juga sangat believable, dan yang paling gue suka adalah sentuhan soal iman dan kepercayaan. Ekspektasi banyak orang ketika nonton film bertema eksorsisme memang lebih banyak ke ranah horor. Mereka mau ditakut-takuti sembari melihat perang antara terang dan gelap. Untuk di sisi ini, The Pope's Exorcist bisa menjawab ekspektasi itu dengan sangat baik, bahkan lebih. Adegan klimaks di akhir benar-benar menegangkan dan jadi penggambaran perang yang sebenar-benarnya. Yang gue suka adalah elemen cerita yang membungkus eksorsisme ini, sebuah world building yang sangat believable dan jadi mudah untuk larut ke d