Fast X - Review

Gambar
Sepuluh film, 22 tahun, dan gue makin nggak peduli lagi dengan ceritanya. Gue udah lupa banget sih sama 9 film sebelumnya. Tapi yang jelas gue ingat beberapa ciri khas franchise Fast & Furious ini. Yang pertama adalah penjahat bisa jadi ada di sisi protagonis di film selanjutnya, dan yang mati bisa dihidupkan kembali. Fast X jelas nggak lepas dari dua ciri khas itu. Tapi yang menarik adalah Fast X hadir di tengah film-film superhero blockbuster dan mampu menyatukan fans MCU dan DCU. Deretan cast di film-filmnya Fast & Furious itu selalu bikin franchise The Expendables - yang idenya menyatukan semua bintang film aksi - malah jadi cupu. Apalagi cast di Fast X ini yang bisa bikin fans MCU dan DCU kelojotan bareng. Gila sih nggak ada duanya emang, dan ini memang salah satu jualannya. Jualan yang lain jelas adegan-adegan aksi stunt CGI yang nggak pakai otak alias absurd. Tapi ya nggak apa-apa juga karena toh penonton suka juga. Harus gue akui, di segi cerita Fast X tergolong sudah

A Man Called Otto - Review


Gue udah pernah nonton versi Swedianya, A Man Called Ove (2015), yang diadaptasi dari buku berjudul yang sama. Ngeliat Hollywood ikutan adaptasi filmnya bikin gue agak ragu sih, tapi Tom Hanks juga yang main. Jadi rasanya kualitasnya akan terjaga ya, mengingat beliau cukup pilih-pilih naskah dan proyek yang potensial.

Pertama-tama, akan banyak adegan yang bisa memicu trauma, terutama depresi dan keinginan bunuh diri. Sebenarnya kisah kakek Otto ini cukup kelam, meski ada selipan komedi di banyak adegan yang sukses membuat film ini jadi lebih ringan dan menghibur. Tapi jangan sampai ketawa di salah momen ya. Premiere screening semalam ada banyak penonton yang ketawa di momen yang salah sih, perlu di cek lagi tuh kalibrasi komedinya.


A Man Called Otto ini masih banget ngebawa jalan cerita dan emosi yang sama dengan versi Swedianya. Sebuah kisah dengan hati yang besar dan hangat, yang ngasih liat kalau kebaikan bisa muncul di momen yang paling pahit sekalipun. Gue akui, versi Hollywood ini masih mengandung bawang yang kental sih. Endingnya lumayan bikin dada gue sesek. Bener-bener masih jadi tipikal film yang ngasih liat pentingnya kesehatan mental dan juga tetap terus berbuat baik terhadap orang lain.








----------------------------------------------------------

review film a man called otto tom hanks
review a man called otto tom hanks
a man called otto tom hanks movie review
a man called otto tom hanks film review
resensi film a man called otto tom hanks
resensi a man called otto tom hanks
ulasan a man called otto tom hanks
ulasan film a man called otto tom hanks
sinopsis film a man called otto tom hanks
sinopsis a man called otto tom hanks
cerita a man called otto tom hanks
jalan cerita a man called otto tom hanks


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Billie Eilish The World's A Little Blurry - Review

Guy Ritchie's The Covenant - Review

Cha Cha Real Smooth - Review