Sepuluh film, 22 tahun, dan gue makin nggak peduli lagi dengan ceritanya. Gue udah lupa banget sih sama 9 film sebelumnya. Tapi yang jelas gue ingat beberapa ciri khas franchise Fast & Furious ini. Yang pertama adalah penjahat bisa jadi ada di sisi protagonis di film selanjutnya, dan yang mati bisa dihidupkan kembali. Fast X jelas nggak lepas dari dua ciri khas itu. Tapi yang menarik adalah Fast X hadir di tengah film-film superhero blockbuster dan mampu menyatukan fans MCU dan DCU. Deretan cast di film-filmnya Fast & Furious itu selalu bikin franchise The Expendables - yang idenya menyatukan semua bintang film aksi - malah jadi cupu. Apalagi cast di Fast X ini yang bisa bikin fans MCU dan DCU kelojotan bareng. Gila sih nggak ada duanya emang, dan ini memang salah satu jualannya. Jualan yang lain jelas adegan-adegan aksi stunt CGI yang nggak pakai otak alias absurd. Tapi ya nggak apa-apa juga karena toh penonton suka juga. Harus gue akui, di segi cerita Fast X tergolong sudah
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
Ivanna - Review
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
-
Sebenarnya gue udah nyerah nggak ngikutin Danur Universe sejak Danur 2: Maddah (2018), jadi gue skip Danur 3 dan Asih. Ketika tahu akan ada satu spin-off lagi dari setan yang lain, gue sih udah males. Tapi pandangan gue berubah 180 derajat sejak lihat nama Kimo Stamboel di kursi sutradara. Manuver baik dari MD Pictures yang entah kenapa selama ini nggak pernah nyentuh talenta hebat dari sutradara berbakat.
Gue emang ngefans sama The Mo Brothers, tapi entah kenapa Kimo begitu mulai petualangan solo lewat Ratu Ilmu Hitam (2019) dan Dreadout (2019) jadi berasa kehilangan pegangan. Alias kualitasnya jauh banget ketika dia co-directing bareng Timo Tjahjanto. Tapi karena gue percaya akan talenta dia dan pada dasarnya manusia yang baik pasti berkembang, maka gue ngasih kesempatan lagi buat nyoba nonton karya terbarunya dia.
Nggak pake lama, Ivanna (2022) jelas jadi film yang terbaik diDanur Universe. Hell, menurut gue bahkan Ivanna jauh lebih baik ketimbang KKN di Desa Penari (2022). Yes, ini dia film horor Indonesia terbaik tahun ini - setidaknya sebelum Pengabdi Setan 2 rilis di 4 Agustus 2022 nanti. Akhirnya ya, kepercayaan gue akan potensi Kimo Stamboel membuahkan hasil. Meski gue ngelihat ada beberapa kelemahan, tapi jelas film terbarunya ini jauh lebih baik ketimbang dua filmnya sebelumnya.
Jalan ceritanya benar-benar menarik dan engaging. Cara berceritanya pun menimbulkan rasa penasaran dengan membuka tabir misteri secara perlahan. Penggunaan adegan flashback yang dipotong-potong dan ditebar dari awal hingga akhir film jelas jadi storytelling yang brilian. Halo Perempuan Tanah Jahanam (2019), begini loh cara bikin adegan flashback yang ciamik!
Unsur gore jelas harus ada dalam film-filmnya Kimo. Tapi sayang banyak pakai efek CGI jadi nggak terlalu bikin begidik. Film horor juga nggak perlu adegan jump scares buat menakuti penontonnya, dan Kimo tahu benar soal itu. Gue berhasil dibuat merinding cuma dikasih lihat adegan hantu tanpa kepala berdiri diam kemudian jalan ke depan kemudian tetiba menghilang. Bangsat!
Satu kelemahan yang gue temukan adalah eksekusi jalan bercerita yang agak draggy. Ini terasa jelas di Ratu Ilmu Hitam yang efeknya jadi merusak tempo ketegangan. Di Ivanna masih ada tapi jadi jauh lebih baik. Masih agak draggy dengan selipan adegan drama buat ngasih nafas penonton, tapi jadi agak merusak tempo ketegangan yang sudah dibangun dengan sangat baik. Untungnya dibayar dengan adegan klimaks yang tegang maksimal.
review film ivanna review ivanna ivanna movie review ivanna film review resensi film ivanna resensi ivanna ulasan ivanna ulasan film ivanna sinopsis film ivanna sinopsis ivanna cerita ivanna jalan cerita ivanna
Pertama-tama gue harus ngaku bahwa gue memang fans Billie Eilish sejak pertama kali dia rilis lagu Ocean Eyes tahun 2019. Ya bukan fans garis keras gimana banget, cuma suka sama lagu-lagunya yang melodinya beda dari arus utama. Gue juga nggak tahu secara detil kehidupan pribadinya dia gimana, bahkan gue baru tahu Finneas itu kakaknya sekaligus produser musik dia pas rilis di album pertama. Setelah nonton dokumenter ini, gue jadi makin respek sama artis yang menurut gue sangat beruntung dan terberkati ini. Kita semua tahu lah ya betapa kerasnya dunia hiburan apalagi dengan kasus sebelah mbak Britney Spears yang masih aja dikendalikan sama bapaknya di segala aspek hidupnya. Nah dedek Billie ini luar biasa banget punya keluarga yang beneran 100% suportif di segala sisi. Abangnya Finneas yang jenius di musik tapi juga kagak sirikan sama adeknya yang jauh lebih tenar dari dia. Bapak ibunya yang ternyata memang dari latar belakang musik dan udah grooming Billie dari kecil juga super-bijak d
Dalam setahun kita dikasih 2 film Guy Ritchie? Setelah Operation Fortune: Ruse de Guerre yang rilis di awal tahun, sekarang ada The Covenant . Menariknya The Covenant punya tema yang cenderung segar dan terlalu serius di antara semua film yang pernah disutradarai dan ditulis naskahnya oleh Guy Ritchie. Film ini juga punya premis anti-perang dengan tema yang rasanya belum pernah diangkat. Persahabatan antara seorang serdadu AS dengan penerjemah lokal di Afghanistan. Harus gue akui, rasanya The Covenant layak jadi salah satu film terbaik di tahun ini. Selain punya tema anti-war yang sangat penting, film ini punya penampilan akting yang luar biasa sampai menyerap emosi penonton. Selain itu deretan adegan aksinya juga sangat intens! Beberapa kali gue dibuat tahan nafas dengan ketegangan yang ditampilkan di layar. Seperti film-filmnya Guy Ritchie sebelumnya, The Covenant juga terlihat jelas dibagi menjadi tiga babak. Meski secara durasi tidak terbagi rata, rasanya pilihan yang tepat untu
Wah kayaknya Cha Cha Real Smooth akan jadi salah satu film romansa - dan coming of age - favorit gue di tahun ini. Manis banget sampe gejala diabetes. Satu lagi tipikal film romansa dengan hubungan yang nggak jelas bahkan cenderung platonic. Meski jelas Andrew mungkin punya sindrom Elektra yang condong lebih suka sama wanita yang lebih tua. Tapi gue rasa film ini nggak cuma ngomongin soal cinta. Melainkan tentang hidup! Hidup di masa transisi menuju dewasa lebih tepatnya. Adulting is no joke as we know, dan pasti banyak dari kita yang baru lulus kuliah bingung mau ngapain. Masa transisi dari hidup yang penuh keteraturan dan otoritas dari institusi pendidikan ke hidup yang lebih bebas terhadap arah, visi, dan misi masing-masing. Mulai dari ganti-ganti pekerjaan, gimana cara menghadapi pelanggan dengan sopan, sampai bertanggung jawab dengan komitmen dan waktu. Nah romansa dapat porsi yang jauh lebih banyak ketimbang pekerjaan, karena gue rasa memang sisi ini yang jauh lebih relate denga
Komentar
Posting Komentar