Sepuluh film, 22 tahun, dan gue makin nggak peduli lagi dengan ceritanya. Gue udah lupa banget sih sama 9 film sebelumnya. Tapi yang jelas gue ingat beberapa ciri khas franchise Fast & Furious ini. Yang pertama adalah penjahat bisa jadi ada di sisi protagonis di film selanjutnya, dan yang mati bisa dihidupkan kembali. Fast X jelas nggak lepas dari dua ciri khas itu. Tapi yang menarik adalah Fast X hadir di tengah film-film superhero blockbuster dan mampu menyatukan fans MCU dan DCU. Deretan cast di film-filmnya Fast & Furious itu selalu bikin franchise The Expendables - yang idenya menyatukan semua bintang film aksi - malah jadi cupu. Apalagi cast di Fast X ini yang bisa bikin fans MCU dan DCU kelojotan bareng. Gila sih nggak ada duanya emang, dan ini memang salah satu jualannya. Jualan yang lain jelas adegan-adegan aksi stunt CGI yang nggak pakai otak alias absurd. Tapi ya nggak apa-apa juga karena toh penonton suka juga. Harus gue akui, di segi cerita Fast X tergolong sudah
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
Decision to Leave - Review
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
-
Agak deg-degan sih mau nonton filmnya Park Chan-Wook, secara beliau kalau bikin film sesuka hatinya. Bisa setahun sekali, bisa empat tahun sekali. Film terakhirnya aja tahun 2016 lewat The Handmaiden. Tapi memang nggak sia-sia penantian kita semua sama film terbarunya. Apalagi kembalinya aktris Cina, Tang Wei, ke ranah arus utama dan diakui dunia internasional setelah Lust, Caution (2007) dan Blackhat (2015).
Menonton Decision to Leave jadi pengalaman nonton yang sangat unik dan menarik. Filmnya indah, tapi menyedihkan. Kisah cintanya cantik, tapi toksik. Jalan ceritanya sederhana, tapi rumit karena menuntut peran aktif penonton untuk mengurai misteri yang ada. Segala keunyuan yang dihadirkan di tengah film, harus ditutup dengan pedih dan perih. Bahkan rasa perihnya masih nyisa ketika keluar studio.
Visualnya sih yang ciamik maksimal. Sinematografinya unik dan indah maksimal, out of the box tapi kok ya masuk dan jadinya puitis. Apalagi visualisasi ciamik dari beberapa adegan pengintaian, yang menempatkan orang yang dibalik teleskop seakan berada di ruangan yang sama dengan orang yang sedang diintai. Sebuah perumpamaan yang pasti ada di setiap benak yang lagi mengintai, tapi visualisasinya bisa to the point dan cenderung romantis.
Jalan ceritanya juga aduhay indah nian! Trailer dan sinopsisnya sama sekali nggak ngasih tau apapun! Bahkan setelah nonton, gue bingung mesti naruh film ini dalam kategori genre apa. Paling banter mungkin crime / romance? Karena feel pas nontonnya juga one of a kind yang gue nggak pernah dapet di film-film lainnya. Apalagi dengan untaian dialog yang puitis banget, dan siapa yang sangka ternyata beberapa dialog malah jadi kunci plot cerita.
Pesona Tang Wei bener-bener nggak ada matinya ya, meski udah di umur kepala empat. Setiap kemunculannya pasti menghipnotis penonton, sekaligus setiap lawan mainnya. Nggak heran deh Park Hae-il bisa termehek-mehek karena memang sememesona itu. Apalagi dengan karakter yang super kompleks, dan eksekusi akting yang brilian! Jelas sudah, Decision to Leave jadi film yang nggak cukup ditonton hanya sekali.
review film decision to leave park chan wook review decision to leave park chan wook decision to leave park chan wook movie review decision to leave park chan wook film review resensi film decision to leave park chan wook resensi decision to leave park chan wook ulasan decision to leave park chan wook ulasan film decision to leave park chan wook sinopsis film decision to leave park chan wook sinopsis decision to leave park chan wook cerita decision to leave park chan wook jalan cerita decision to leave park chan wook
Pertama-tama gue harus ngaku bahwa gue memang fans Billie Eilish sejak pertama kali dia rilis lagu Ocean Eyes tahun 2019. Ya bukan fans garis keras gimana banget, cuma suka sama lagu-lagunya yang melodinya beda dari arus utama. Gue juga nggak tahu secara detil kehidupan pribadinya dia gimana, bahkan gue baru tahu Finneas itu kakaknya sekaligus produser musik dia pas rilis di album pertama. Setelah nonton dokumenter ini, gue jadi makin respek sama artis yang menurut gue sangat beruntung dan terberkati ini. Kita semua tahu lah ya betapa kerasnya dunia hiburan apalagi dengan kasus sebelah mbak Britney Spears yang masih aja dikendalikan sama bapaknya di segala aspek hidupnya. Nah dedek Billie ini luar biasa banget punya keluarga yang beneran 100% suportif di segala sisi. Abangnya Finneas yang jenius di musik tapi juga kagak sirikan sama adeknya yang jauh lebih tenar dari dia. Bapak ibunya yang ternyata memang dari latar belakang musik dan udah grooming Billie dari kecil juga super-bijak d
Dalam setahun kita dikasih 2 film Guy Ritchie? Setelah Operation Fortune: Ruse de Guerre yang rilis di awal tahun, sekarang ada The Covenant . Menariknya The Covenant punya tema yang cenderung segar dan terlalu serius di antara semua film yang pernah disutradarai dan ditulis naskahnya oleh Guy Ritchie. Film ini juga punya premis anti-perang dengan tema yang rasanya belum pernah diangkat. Persahabatan antara seorang serdadu AS dengan penerjemah lokal di Afghanistan. Harus gue akui, rasanya The Covenant layak jadi salah satu film terbaik di tahun ini. Selain punya tema anti-war yang sangat penting, film ini punya penampilan akting yang luar biasa sampai menyerap emosi penonton. Selain itu deretan adegan aksinya juga sangat intens! Beberapa kali gue dibuat tahan nafas dengan ketegangan yang ditampilkan di layar. Seperti film-filmnya Guy Ritchie sebelumnya, The Covenant juga terlihat jelas dibagi menjadi tiga babak. Meski secara durasi tidak terbagi rata, rasanya pilihan yang tepat untu
Wah kayaknya Cha Cha Real Smooth akan jadi salah satu film romansa - dan coming of age - favorit gue di tahun ini. Manis banget sampe gejala diabetes. Satu lagi tipikal film romansa dengan hubungan yang nggak jelas bahkan cenderung platonic. Meski jelas Andrew mungkin punya sindrom Elektra yang condong lebih suka sama wanita yang lebih tua. Tapi gue rasa film ini nggak cuma ngomongin soal cinta. Melainkan tentang hidup! Hidup di masa transisi menuju dewasa lebih tepatnya. Adulting is no joke as we know, dan pasti banyak dari kita yang baru lulus kuliah bingung mau ngapain. Masa transisi dari hidup yang penuh keteraturan dan otoritas dari institusi pendidikan ke hidup yang lebih bebas terhadap arah, visi, dan misi masing-masing. Mulai dari ganti-ganti pekerjaan, gimana cara menghadapi pelanggan dengan sopan, sampai bertanggung jawab dengan komitmen dan waktu. Nah romansa dapat porsi yang jauh lebih banyak ketimbang pekerjaan, karena gue rasa memang sisi ini yang jauh lebih relate denga
Komentar
Posting Komentar