Fast X - Review

Gambar
Sepuluh film, 22 tahun, dan gue makin nggak peduli lagi dengan ceritanya. Gue udah lupa banget sih sama 9 film sebelumnya. Tapi yang jelas gue ingat beberapa ciri khas franchise Fast & Furious ini. Yang pertama adalah penjahat bisa jadi ada di sisi protagonis di film selanjutnya, dan yang mati bisa dihidupkan kembali. Fast X jelas nggak lepas dari dua ciri khas itu. Tapi yang menarik adalah Fast X hadir di tengah film-film superhero blockbuster dan mampu menyatukan fans MCU dan DCU. Deretan cast di film-filmnya Fast & Furious itu selalu bikin franchise The Expendables - yang idenya menyatukan semua bintang film aksi - malah jadi cupu. Apalagi cast di Fast X ini yang bisa bikin fans MCU dan DCU kelojotan bareng. Gila sih nggak ada duanya emang, dan ini memang salah satu jualannya. Jualan yang lain jelas adegan-adegan aksi stunt CGI yang nggak pakai otak alias absurd. Tapi ya nggak apa-apa juga karena toh penonton suka juga. Harus gue akui, di segi cerita Fast X tergolong sudah

King Richard - HBO GO Review



Terlepas dari kontroversi Will Smith menampar Chris Rock di Academy Awards 2022, jauh sebelum itu memang gue udah ngincer King Richard karena gue suka tipikal film olahraga yang inspiratif begini. Apalagi memang penampilan Will Smith dijagokan menang di berbagai penghargaan, dan pada akhirnya terbukti dia membawa beberapa piala dari berbagai penghargaan bergengsin termasuk Oscar. Lagipula siapa sih yang nggak kenal Venus dan Serena Williams, malah gue baru tahu ternyata sosok dibalik kesuksesan mereka berdua adalah ayahnya sendiri; Richard Williams.

Berdurasi dua jam dua puluh empat menit, nggak pernah ada kata bosan selama gue nonton film ini. Gue bener-bener belum tahu perjalanan karir Venus dan Serena apalagi masa remaja mereka. Jadi nontonnya bener-bener penasaran dan lumayan terkaget-kaget ngeliat gimana kerasnya mereka latihan. Saking kerasnya latihan main tenis di bawah hujan-hujan, sampai dilaporin polisi sama tetangganya! Emang mulut tetangga lebih pedes ketimbang ayam geprek level 10.


Yang ngebikin gue agak terbelah itu ngeliat optimisme maksimalnya om Richard, yang keliatannya udah ada di batasan halu gitu. Tapi ya untung berjalan lancar sesuai rencana. Gila sih perencanaan dan optimisnya yang mentok di atas batas normal. Kalau gagal bisa depresi kali tuh, tapi ya bener-bener om Richard percaya 200% sama kemampuan Venus dan Serena. 

Gue paham banget sih mendidik atlet dari kecil emang butuh nyiapin mental dan pikiran di atas orang normal kebanyakan. Apa yang dilakukan om Richard ini mungkin terbalik 180 derajat dari sosok ibu di I, Tonya (2017) dan ternyata berjalan dengan sangat baik. Apalagi yang bikin gue salut adalah, om Richard sama sekali nggak berorientasi sama keuntungan dan komersialisasi anak-anaknya. Fokusnya beneran ke pribadi dan kemampuan anak-anaknya dengan mengutamakan pendidikan ketimbang circuit match di kejuaraan Junior.

Secara keseluruhan, King Richard layar jadi selebrasi film keluarga dan olahraga yang membuat hati hangat. Aura positif yang ada di sepanjang film efektif meningkatkan motivasi dan inspirasi hidup para penontonnya. Film ini jadi salah satu film yang layak untuk ditonton ulang berkali-kali.





















----------------------------------------------------------

review film king richard will smith
review king richard will smith
king richard will smith movie review
king richard will smith film review
resensi film king richard will smith
resensi king richard will smith
ulasan king richard will smith
ulasan film king richard will smith
sinopsis film king richard will smith
sinopsis king richard will smith
cerita king richard will smith
jalan cerita king richard will smith


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Billie Eilish The World's A Little Blurry - Review

Guy Ritchie's The Covenant - Review

Cha Cha Real Smooth - Review