Fast X - Review

Gambar
Sepuluh film, 22 tahun, dan gue makin nggak peduli lagi dengan ceritanya. Gue udah lupa banget sih sama 9 film sebelumnya. Tapi yang jelas gue ingat beberapa ciri khas franchise Fast & Furious ini. Yang pertama adalah penjahat bisa jadi ada di sisi protagonis di film selanjutnya, dan yang mati bisa dihidupkan kembali. Fast X jelas nggak lepas dari dua ciri khas itu. Tapi yang menarik adalah Fast X hadir di tengah film-film superhero blockbuster dan mampu menyatukan fans MCU dan DCU. Deretan cast di film-filmnya Fast & Furious itu selalu bikin franchise The Expendables - yang idenya menyatukan semua bintang film aksi - malah jadi cupu. Apalagi cast di Fast X ini yang bisa bikin fans MCU dan DCU kelojotan bareng. Gila sih nggak ada duanya emang, dan ini memang salah satu jualannya. Jualan yang lain jelas adegan-adegan aksi stunt CGI yang nggak pakai otak alias absurd. Tapi ya nggak apa-apa juga karena toh penonton suka juga. Harus gue akui, di segi cerita Fast X tergolong sudah

Kukira Kau Rumah - Review


Film adaptasi lagu tuh harusnya begini! Nggak harus terkungkung dalam lirik lagu aja. Hormat setinggi-tingginya buat tim penulis naskah Monty Tiwa, Umay Shahab, dan Imam Salimy yang berani gila fokus ke karakter pengidap bipolar. Seneng banget sih gue karena film Indonesia mulai berani kasih representasi ke para pengidap dan penyintas gangguan kesehatan mental. 

Khusus yang satu ini, gue berani bilang kalau penampilan Prilly sebagai karakter pengidap bipolar cukup akurat. Gue nggak pernah ketemu langsung dengan pengidap dan penyintas bipolar, jadi pengetahuan gue hanya sebatas denger cerita, baca jurnal atau artikel, dan nonton Modern Love S1E03 yang Anne Hathaway. Semuanya representasinya cocok dan logis sih. Mungkin minus self harm yang gue yakin ini jadi keputusan pembuat film untuk nggak masukkin unsur itu dengan berbagai alasan. Keputusan pilihan di akhir film juga sangat logis dan jadi pilihan yang terbaik demi kesembuhan karakter Niskala.


Nggak heran gue kalau banyak orang yang relate sama film ini. Mulai dari relate sama Niskala, Pram si pacar yang sabar dan super baik, sampai ke sahabat-sahabatnya. Hal yang bagus banget sih karena udah makin banyak orang sadar dengan isu kesehatan mental. Selain itu orang-orang pengidap dan penyintas bipolar (dan isu kesehatan mental lainnya) bisa berani mengekspresikan diri dan merasa terepresentasikan. Tentunya jadi makin banyak orang awam jadi terbuka matanya soal ini.

Pujian setinggi langit jelas harus dilempar ke sutradara debut dan penulis naskah Umay Shahab! Kelahiran tahun 2001 alias 19 tahun dan perdana duduk di kursi sutradara, langsung bikin film seciamik ini - dan laku secara komersial pula! Gila gila gila. Jalan karirnya jelas panjang dan semoga proyek ke depannya masih bisa seidealis sekaligus sekomersil Kukira Kau Rumah. Jelas film ini adonan yang unik sih karena nggak banyak film yang sukses secara komersil dan juga ciamik di kualitas. 




















----------------------------------------------------------

review film kukira kau rumah
review kukira kau rumah
kukira kau rumah movie review
kukira kau rumah film review
resensi film kukira kau rumah
resensi kukira kau rumah
ulasan kukira kau rumah
ulasan film kukira kau rumah
sinopsis film kukira kau rumah
sinopsis kukira kau rumah
cerita kukira kau rumah
jalan cerita kukira kau rumah


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Billie Eilish The World's A Little Blurry - Review

Guy Ritchie's The Covenant - Review

Cha Cha Real Smooth - Review