Fast X - Review

Gambar
Sepuluh film, 22 tahun, dan gue makin nggak peduli lagi dengan ceritanya. Gue udah lupa banget sih sama 9 film sebelumnya. Tapi yang jelas gue ingat beberapa ciri khas franchise Fast & Furious ini. Yang pertama adalah penjahat bisa jadi ada di sisi protagonis di film selanjutnya, dan yang mati bisa dihidupkan kembali. Fast X jelas nggak lepas dari dua ciri khas itu. Tapi yang menarik adalah Fast X hadir di tengah film-film superhero blockbuster dan mampu menyatukan fans MCU dan DCU. Deretan cast di film-filmnya Fast & Furious itu selalu bikin franchise The Expendables - yang idenya menyatukan semua bintang film aksi - malah jadi cupu. Apalagi cast di Fast X ini yang bisa bikin fans MCU dan DCU kelojotan bareng. Gila sih nggak ada duanya emang, dan ini memang salah satu jualannya. Jualan yang lain jelas adegan-adegan aksi stunt CGI yang nggak pakai otak alias absurd. Tapi ya nggak apa-apa juga karena toh penonton suka juga. Harus gue akui, di segi cerita Fast X tergolong sudah

Ghostbusters: Afterlife - Review



Ghostbusters: Afterlife ini adalah sekuel langsung dari Ghostbusters (1984) dan Ghostbusters II (1989). Jadi lupakan Ghostbusters versi gender-swapped tahun 2016 karena itu termasuk proyek gagal dan nggak dilanjutin lagi. Nah menurut gue, Afterlife ini cukup sukses untuk membangkitkan kembali franchise Ghostbusters yang udah terpendam lama di library-nya Sony. Benar-benar belajar dari kesalahan versi 2016, bahwa franchise ini tujuannya untuk fans service dan bukan reboot ulang.

Jadi bisa dibilang Ghostbusters: Afterlife adalah film yang maksimal di fans service seakan-akan seluruh durasi 124 menit ini hanya untuk fans aja gitu. Tapi nggak juga sih, buat yang nggak nonton dwilogi Ghostbusters tahun 80-an menurut gue akan bisa menikmati film ini dengan baik tanpa roaming. Sepanjang film penonton memang diperlakukan sebagai orang-orang yang nggak tahu sebelumnya siapa itu tim Ghostbusters, sampai harus diperkenalkan lewat iklan jadul "who's you're gonna call" utnuk tahu siapa-siapa saja mereka.



Afterlife juga bisa menghidupi atmosfer yang dibawakan dwiloginya; campuran antara misteri-fantasi-komedi. Kocak sih film ini, beberapa momen lumayan bikin gue ngakak terbahak-bahak. Beruntung McKenna Grace memang punya bawaan komikal tersendiri dan jadi pilihan casting yang tepat ya. Apalagi gue udah terlanjur ngefans sama dia sejak Hill House sampai ke Malignant.

Tapi kok menurut gue durasi 124 menit sangat terlalu panjang ya. Berasa banget ada beberapa adegan yang sebenernya bisa dipotong demi efisiensi. Selain itu naskahnya juga memang draggy banget sih, kaya makan banyak waktu untuk mempertemukan setiap personil jadi satu tim yang matang. Selain itu elemen misterinya juga nggak gimana-gimana banget, di mana pasti setiap orang udah bisa nebak tapi kenapa juga mesti pelan-pelan banget dikupasnya.





















----------------------------------------------------------

review film ghostbusters afterlife
review ghostbusters afterlife
ghostbusters afterlife movie review
ghostbusters afterlife film review
resensi film ghostbusters afterlife
resensi ghostbusters afterlife
ulasan ghostbusters afterlife
ulasan film ghostbusters afterlife
sinopsis film ghostbusters afterlife
sinopsis ghostbusters afterlife
cerita ghostbusters afterlife
jalan cerita ghostbusters afterlife


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Billie Eilish The World's A Little Blurry - Review

Guy Ritchie's The Covenant - Review

Cha Cha Real Smooth - Review